Kepulauan Bangka Belitung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Propinsi
Dasar hukum: Undang-undang Nomor 27, Tahun 2000
Tanggal Penting: 21 November 2000 – Hari jadi Propinsi
Ibu Kota: Pangkalpinang
Gubernur: Ir. H. Eko Maulana Ali, M.Sc.
Luas wilayah: 18.725,14 km2
Terdiri dari: Daratan: 16.423,14 km2
Perairan: 65.301 km²
Panjang Pantai: 1.200 km
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian Barat Indonesia, dan terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P.Pongok, P. Mendanau dan P.Selat Nasik. Seluruhnya terdapat 470 buah pulau yang telah bernama, dan dari antaranya yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antaretnis yang sangat tinggi.
Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj.Gubernur yakni H.Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.
Gubernur: Ir.H.Eko Maulana Ali,M.Sc.
Berita dibawah ini dikutip dari Bangka Pos terbitan tanggal 27 Juli 2009
Masa Depan Babel Tergantung Lingkungan
-- Peringatan Hari Bakau Sedunia
Tampak dalam gambar ini Gubernur Babel Eko Maulana Ali didampingi Erzaldi Rosman, Wakil Bupati Bangka Tengah, sedang melakukan penanaman pohon bakau secara simbolis dalam rangka peringatan hari bakau sedunia, Minggu 26 July. Upacara berlangsung di Pantai Bhaskara Bhati Kecamatan naming, Bangka Timur.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai sebuah wilayah yang dikelilingi lautan dan pantai yang indah, masa depannya sangat tergantung dari kelestarian lingkungan di wilayah ini.
Provinsi ini dengan lingkungan yang lestari tanpa harus mengeksploitasi bahan tambangnya dapat mengandalkan pariwisata sebagai ujung tombak perekonomian.
“Babel adalah wilayah yang dikelilingi laut dan itu boleh dibilang masa depan Babel tergantung dari kelestarian lingkungan disini.
Dengan lingkungan yang terjaga kelestariannya itu bisa dijual untuk pariwisata. Kita tidak usah menghancurkan lingkungan, menghancurkan tanah dengan timahnya.
Pariwisatanya saja yang kita jadikan ujung tombak, coba lihat pantai putihnya dengan batu-batu besarnya,” ungkap Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta Laksma Edi Yusuf di sela-sela peringatan hari mangrove sedunia, Minggu (26/7) di Pantai Bhaskara Bakti Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah.
Sementara Gubernur Babel Eko Maulana Ali dalam sambutannya mengungkapkan penanaman mangrove yang dilakukan dalam rangka hari mangrove sedunia tersebut disamping bertujuan untuk menghijaukan pantai-pantai di Babel juga memiliki beragam manfaat lainnya seperti meredam abrasi dan mengurangi dampak pemanasan global, perubahan iklim bahkan bencana tsunami.
“Seandainya ada tsunami di daerah kita ini Insyaallah gelombang-gelombang yang datang akan dipecahkan oleh akar-akar mangrove,” jelas Eko.
Lebih lanjut dikatakannya, sebagai provinsi kepulauan, provinsi ini tidak bisa dipisahkan dari pantainya dan untuk itu sangat penting untuk menjaga pantai-pantai tersebut.
“Untuk itu setelah bakau-bakau atau mangrove ini kita tanam, mari kita pelihara agar suatu hari nanti kalau kita berada di pantai-pantai yang sudah kita tanami dengan mangrove, kita melihat yang hijau yang berarti kita berhasil menjaga provinsi kita bukan hanya untuk anak cucu tetapi juga untuk dunia,” papar Eko seraya meminta seluruh masyarakat Bangka Belitung untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan di darat maupun di lautan.
Peringatan hari mangrove sedunia tahun 2009 di Pantai Bhaskara Bakti Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah sendiri diisi dengan penanaman 7.000 batang bibit pohon mangrove kerjasama Lanal Babel, Bangka Goes Green dan PT Timah.
Tampak ikut dalam kegiatan penanaman jajaran Sat Brimobda Babel, TNI AL, mahasiswa maupun ormas .
Selain Komandan Lantamal III Jakarta Laksma TNI Edi Yusuf dan gubernur Babel, hadir pada kesempatan tersebut Kadispotmar Mabes AL Laksma Suharso Riyadi, Danlanal Babel Kolonel Laut (P) Gregorius Agung WD, Wakil Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman Johan, Bupati Bangka Yusroni Yazid, pengurus Bangka Goes Green serta HNSI Babel. (wan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment